mimpi ketinggalan bis

dewi77 - Rakernas V PDIP: Megawati Bicara Pemimpin Otoriter Populis

2024-10-07 03:36:53

dewi77,tafsir mimpi 22,dewi77
JPNN.com » Politik » Parpol » Rakernas V PDIP: Megawati Bicara Pemimpin Otoriter Populis

Rakernas V PDIP: Megawati Bicara Pemimpin Otoriter Populis

Jumat, 24 Mei 2024 – 17:48 WIB Rakernas V PDIP: Megawati Bicara Pemimpin Otoriter PopulisFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comMegawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik saat pembukaan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024). Foto: ANTARA/HO-PDIP

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V partai berlambang banteng moncong putih itu.

Megawati Soekarnoputri berbicara soal pemimpin otoriter populis.

Berpijak dari pemikiran seorang pemikir kebhinekaan Sukidi, Megawati menyebut belakangan terjadi anomali dalam demokrasi di Indonesia.

Baca Juga:
  • Megawati Tiba di Lokasi Rakernas V PDIP, Sosok Penting Ini Langsung Menyambut

Menurut Megawati, anomali dalam demokrasi itu melahirkan kepemimpinan paradoks dan otoritarian.

“Terjadinya anomali demokrasi, secara gamblang dijelaskan oleh Dr. Sukidi, seorang pemikir kebhinekaan yang disegani. Sosok cendekiawan ini menjelaskan fenomena kepemimpinan paradoks yang memadukan populisme dan Machiavelli, hingga lahirlah watak pemimpin authoritarian populism (otoriter populis),” kata Megawati di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat (24/5).

Megawati mengatakan, dalam karakter kepemimpinan yang demikian hukum dijadikan pembenar atas tindakan yang sejatinya tidak memenuhi kaidah demokrasi.

Baca Juga:
  • Hadir di Ruang Rakernas V PDIP, Megawati Duduk Diapit Ganjar dan Mahfud

“Di sinilah hukum menjadi alat, bahkan pembenar dari ambisi kekuasaan itu. Inilah yang oleh para pakar disebut dengan autocratic legalism (legalisme otokratis),” sambung Presiden Kelima RI tersebut.

Menurut Megawati, solusi untuk menyelesaikan anomali dalam demokrasi bukan mencabut hak rakyat, melainkan menerapkan adagium Vox Populi Vox Dei bahwa suara rakyat merupakan suara Tuhan sehingga perlu dihargai.