mimpi ketinggalan bis

mpo10 - Inggris Tinggalkan Uni Eropa, 5 Negara Mulai Bergolak

2024-10-09 00:42:55

mpo10,naga303 vip,mpo10
JPNN.com » Internasional » Eropa » Inggris Tinggalkan Uni Eropa, 5 Negara Mulai Bergolak

Inggris Tinggalkan Uni Eropa, 5 Negara Mulai Bergolak

Minggu, 26 Juni 2016 – 14:23 WIB Inggris Tinggalkan Uni Eropa, 5 Negara Mulai BergolakFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comIlustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - LONDON – Kemenangan kubu Brexit atas Bremain membuat lima negara lain bergolak. Mereka ingin mengikuti jejak Inggris untuk menggelar referendum. Ada beberapa negara yang mulai bersuara.

Antara lain Italia, Prancis, Belanda, dan Denmark. Suara untuk pisah itu dimuncukan dari partai-partai ultranasional di empat negara tersebut.

”Kemenangan untuk sebuah kebebasan. Seperti yang telah saya katakan selama bertahun-tahun, kita harus membuat referendum serupa di Prancis dan negara-negara lain di UE,” tulis pemimpin Partai National Front Prancis Marine Le Pen di akun Twitter-nya.

Baca Juga:
  • Nasib Inggris setelah Referendum Putuskan Berpisah dengan Uni Eropa

Dia memuji langkah Inggris untuk menggelar referendum dan keputusan warga yang akhirnya memilih leave (meninggalkan UE).

Menurut dia, hasil referendum di Inggris itu menunjukkan bahwa UE telah runtuh dan ada retakan di mana-mana. Dalam sebuah acara di Wina, dia menegaskan bahwa Prancis memiliki lebih dari seribu alasan untuk meninggalkan UE jika dibandingkan dengan Inggris.

Sebab, Prancis adalah bagian dari zona euro dan zona bebas paspor Schengen. Partai yang dipimpin Le Pen selama ini memang antieuro.

Baca Juga:
  • Satu dari 7 Wanita di Pabrik Garmen Itu jadi Korban Pemerkosaan

”UE bertanggung jawab atas tingginya penganggur dan kegagalan menangani penyelundup, teroris, dan imigran karena faktor ekonomi,” tegas Le Pen.

Politikus yang tengah mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Prancis itu berjanji menggelar referendum jika terpilih nanti.  Hal senada ditegaskan politikus anti-imigrasi Belanda Geert Wilders.