mimpi ketinggalan bis

rumus ganjil genap togel - Kreator Friends Respons Dakwaan Terbaru soal Kematian Matthew Perry

2024-10-08 20:44:34

rumus ganjil genap togel,nomer togel sarung,rumus ganjil genap togelJakarta, CNN Indonesia--

Salah satu kreator serial Friends Marta Kauffman merespons keputusan jaksa mendakwa lima orang atas kematian Mathhew Perry pada Oktober 2023 akibat overdosis ketamin. Dalam dakwaan terungkap pula detail Perry sebelum meninggal.

Menanggapi hal itu, Marta Kauffman mengajak fan untuk bisa mengenang Matthew Perry dengan baik. Salah satunya dengan mengingat keberhasilan Perry dalam menghidupkan karakter Chandler Bing dalam Friends.

Lihat Juga :
Percakapan Terakhir Matthew Perry ke Asisten Jelang Meninggal Diungkap

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain hal itu, Marta Kauffman juga mendorong penggemar untuk mengingat perjuangan Chandler Bing itu melawan kecanduan narkoba bertahun-tahun sebelum meninggal dunia, seperti yang tertuang dalam memoarnya pada 2022.

[Gambas:Video CNN]



"Mari menyumbang ke pusat-pusat pemulihan dan rehabilitasi narkotika," tutur Marta Kauffman. "Mari kita perangi penyakit ini."

Dalam memoar, Matthew Perry bersyukur masih bisa hidup setelah semua yang ia lalui, termasuk mengungkapkan momen paling membahagiakan dalam Friends sesungguhnya dikelilingi masa-masa tergelap di kehidupannya.

Perry bahkan pernah berjuang habis-habisan untuk tetap hidup di usia 49 tahun. Kala itu dia menderita perforasi gastrointestinal gara-gara usus besarnya pecah karena penggunaan opioid yang berlebihan.

Pilihan Redaksi
  • Matthew Perry, Si Lucu 'Chandler Bing' Itu Kini Telah Pergi Selamanya
  • 5 Fakta Dokter dan Asisten Ditangkap Imbas Kematian Matthew Perry

Ia menghabiskan dua minggu dalam keadaan koma dan lima bulan rawat inap di rumah sakit. Dia juga harus menggunakan tas kolostomi selama kurang lebih sembilan bulan.

Serial yang melambungkan namanya harus berakhir, namun Perry justru tidak merasakan apa pun.

Teman-temannya berpelukan, menangis saat memfilmkan episode terakhir serial itu. Dia justru tidak, alasannya karena obat detoks yang dia minum membuatnya tak merasakan apa pun alias mati rasa.

Hingga Matthew Perry meninggal dunia pada Oktober 2023 saat berusia 54 tahun. Awalnya, sumber penegak hukum mengonfirmasi kematian aktor itu karena tenggelam di rumahnya di California.

Laporan autopsi Matthew Perry kemudian dirilis, yang menyatakan bahwa aktor tersebut meninggal karena "efek akut ketamin," bersama dengan "penyakit arteri koroner, efek buprenorphrine" yang menyebabkan kematiannya.

Lanjut ke sebelah...

Pada Kamis (15/8), Kantor Kejaksaan AS mengumumkan lima orang didakwa atas kematian Matthew Perry. Mereka adalah Kenneth Iwamasa selaku asisten yang menyuntikkan ketamin berulang kali ke Matthew Perry. Ia tak memiliki latar belakang medis.

Kemudian, dokter Plasencia yang mencari untung dengan terus menerus memberikan ketamin kepada Matthew Perry padahal mengetahui pasiennya itu sudah mengalami ketergantungan.

Lihat Juga :
Asisten Suntik Ketamin Berulang ke Matthew Perry Sebelum Meninggal

Ketika Matthew Perry meninggal, dokter Plasencia juga memalsukan catatan dan rekam medis pasiennya itu untuk mencoba membuat tindakannya tampak sah.

Terdakwa lainnya adalah Erik Fleming yang berperan sebagai broker antara Iwamasa dan dokter Mark Chavez ketika kesulitan mencari suplai ketamin.

Pilihan Redaksi
  • Dokter dan Asisten Pribadi Ditangkap atas Kematian Matthew Perry
  • Dokter Terdakwa Kematian Matthew Perry Terancam 120 Tahun Penjara

Dokter Mark Chavez membantu menyuplai ketamin kepada Matthew Perry. Ia bahkan membeli ketamin dari penjual di pinggir jalan, sekitar US$12 atau Rp189.276 dan dijual ke Perry seharga US$2.000 atau Rp31,5 juta (US$1=Rp15.773).

Pada 2023, Fleming diduga mengirimkan 25 botol ketamin pada 14 Oktober dan 25 botol tambahan pada 24 Oktober. Iwamasa menyuntik Perry enam hingga delapan kali sehari antara 24 Oktober dan 27 Oktober, klaim pihak berwenang.

Obat-obatan itu diduga berasal dari Jasveen Sangha yang merupakan The Ketamin Queen dan menjadi terdakwa kelima kasus tersebut.

"Para terdakwa mengambil keuntungan dari masalah kecanduan Tuan Perry untuk memperkaya diri mereka sendiri. Mereka tahu apa yang mereka lakukan salah," ucap Jaksa AS Martin Estrada seperti diberitakan Variety pada Kamis (15/8).

"Mereka tahu apa yang mereka lakukan berisiko membahayakan Tuan Perry, tetapi mereka tetap melakukannya. Mereka lebih tertarik untuk mengambil untung dari Tuan Perry daripada peduli dengan kesejahteraannya."